Monday, November 3, 2008

Memilih Suami Bagaikan Membeli McDonalds

"Sayang, memilih suami itu seperti kita beli paket makanan di Mcdonalds", kata sahabatku sambil senyum-senyum sok bijak.

"Maksudmu?" tanyaku.

"Ya kita gak selalu bisa ngedapetin apa yang kita mau dalam satu paket. Kamu bisa suka paha ayam, kentang, softdrinknya, tapi gak suka scrambled eggnya, kan?"

"Terus?"

"Walau kamu gak suka scrambled egg dalam paket itu, tapi tetep harus kamu ambil kalo kamu emang pengen beli paket itu. Suka atau gak suka, kamu harus tetep beli scrambled eggnya. Pilihan lainnya, kamu pilih paket lain saja yang mungkin gak ada scrambled egg-nya tapi mungkin juga gak pake paha ayam favoritmu itu," lanjut sahabatku.

"trus hubungannya?" tanyaku tetap dengan pikiran buntu yang oon.

"Begitu juga dalam diri seseorang yang kamu cinta. Kamu bisa suka dia karena kesabarannya, karena kegigihannya memperjuangkan sesuatu, karena kemandiriannya dan kematangannya. Selain sifat-sifat yang kamu sukai tadi pasti ada sifat-sifatnya yang kamu gak suka, misalnya bahwa dia itu bukan laki-laki yang 'sweet', malah cenderung 'lempeng'. Tapi kalo kamu mau dia jadi suami kamu, kamu gak bisa tolak sifat-sifat buruknya. Suka ato gak suka kamu dengan sifat buruknya, kamu harus tetap ikut memilikinya juga, bersamaan dengan sifat-sifatnya yang kamu suka. Itu udah satu paket. Kamu gak bisa pilih dan ambil apa yang kamu suka dan menolak apa yang kamu gak suka. Pilihan lainnya adalah kamu bisa aja cari laki-laki lain yang sweet dan manjain kamu. Tapi di dalam diri laki-laki yang sweet itu, belum tentu gak ada sifat-sifat lain yang mungkin akan lebih kamu gak suka lagi."

"Sama juga kayak kalo kita beli laptop ya, ada plus dan minusnya dalam satu unit?" Kata aku mencoba ikut beranalogi.

"iya bener, sama ketika kamu beli laptop."

"Kalo gitu kita rakit aja sendiri laptopnya," kataku masih dengan oon-nya.

"Laptop bisa dirakit, tapi manusia itu gak ada yang rakitan, sayangku, " rupanya sahabatku masih bersabar.

"Oh okay. Trus tentang lelaki sweet tadi bagaimana? Aku bener-bener butuh laki-laki yang sweet. Aku sebel banget sama sifat lempengnya itu. Aku ingin dimanja, diperhatikan. Aku ingin dia lebih peka memperlakukanku."

"Kamu bisa aja akhirnya pilih laki-laki yang sweet tadi, tapi coba kamu pikir, apakah kamu yakin memilih lelaki yang seperti itu? Kamu dengan sifatmu yang bosanan itu apa gak lebih cocok dengan laki-laki yang cuek sehingga bisa bikin kamu penasaran dan kamu kejar-kejar selamanya? Sadarkah kamu kalo Tuhan itu memberikan apa yang terbaik bagi kamu walau apa yang terbaik bagi kamu belum tentu apa yang kamu inginkan?"

Aku termangu mendengar penjelasan dari sahabatku yang berapi-api dan sedikit tidak jelas. Tapi aku paham betul apa yang ia maksud.

Aku lalu hanya bisa bilang, "Jadi maksudmu, apa yang kita mau belum tentu apa yang kita butuhkan ya?"

"Iya, dan Tuhan sangat tahu apa yang sesungguhnya lebih kamu butuhkan."


-Ditulis (dengan hiperbola) berdasarkan hasil perbincangan dengan salah seorang sahabat terbaik yang pernah dimiliki.

2 comments:

Anonymous November 4, 2008 at 8:00 PM  

ahh.. mbak lala pake rahasia2an segala nih sama eike..

hmm,, kembali pada topik postingan yg ini, pernah denger ada kata-kata yg keliatannya simpel, tp menurut aku bijak:

“kamu tidak akan tahu suka-duka menikah sebelum kamu menikah”

jadi ya enjoy aja, the show must go on, wait until the date, and let everything be surprised for both of you ;)

Senandung Bidari November 4, 2008 at 8:37 PM  

yaaah Ri, makin mendekati hari H, ada rasa takut-takut juga niiih. Uuuh doain aja ya Ri...
I can't hardly wait for that adventure ;P