Wednesday, November 5, 2008

Tikus Mati di Atas Kursi


Semalam, tiba-tiba saja Si Bungsu jejeritan sambil lari (plus sedikit loncatan) ke kamar. Kebetulan penghuni rumah ini lagi lengkap berkumpul; ayah, mama, saya, Si Tengah, Si Bungsu. Kami semua sih santai saja menanggapi teriakan Si Bungsu--yang anak cowok satu-satunya dan berbadan paling besar pula--karena sudah bisa menebak apa kira-kira sumber masalahnya.

Tuh kan betuul...ternyata penyebab munculnya "suara geledek" di dalam rumah itu adalah....TIKUS...

Si bungsu menemukan seekor tikus mati. Seluruh penghuni rumah gak ada yang berani ataupun sudi untuk sekedar mendekat. Semuanya cuek aja melingker di atas kasur.
Tinggal saya yang penasaran ingin melihat TKP-nya.

Ternyata memang agak parah juga ya, karena si tikus--yang sepertinya masih berusia remaja-- mati secara mengenaskan di atas kursi meja makan. Kenapa mengenaskan? Karena matinya dalam keadaan mulut terbuka. Ini pasti ulah kucing-kucing saya yang hanya untuk iseng saja mempermainkan binatang kecil itu
.cry

Maafkan saya tikus kecil, karena bukannya bersedih dan mendoakanmu, saya malah ketawa ngakak melihat jenazahmu. Salahkan sosokmu yang mati dengan posisi terlentang sehingga perut buncitmu itu bebas memamerkan diri. Salahkan gigi-gigi kecil dan panjangmu itu yang nongol dengan suksesnya melalui mulutmu yang terbuka.

Tikus kecil dengan gigi-gigi nongol yang putih bersih, selamat jalan ya..
Maafkan saya juga karena gak memakamkanmu secara layak lantaran tanah dipekarangan rumah sudah di-ubin dan di-batu semua sama Ayah.

0 comments: