Monday, November 3, 2008

Sayur Asem Kiriman Tetangga


Sungguh beruntung tinggal di perumahan ini. Terletak di perbatasan Tangerang - Jakarta Selatan, perumahan ini adalah perumahan kelas menengah dan sering banjir, sehingga kini tanggulnya dibuat tinggi dan panjang seperti Tembok Cina. Penghuninya kebanyakan adalah pendatang dari berbagai daerah, terutama Jawa. Keadaan ekonomi penghuninya terlihat makin membaik, dengan keadaan rumah yang kian direnovasi dan mulai padatnya hunian ini dengan kendaraan. Kehidupannya masih guyub, dengan hubungan pertetanggan yang masih kental. Satu sama lain saling kenal dan interaksinya intens. Warung-warung boleh dihutangi, dan antar tetangga saling membantu. Dalam rangka hajatan atau pun musibah, warga sekitar rumah langsung turun membantu tanpa diminta. Pun ketika garam atau nasi habis, para ibu biasa saling menyediakan. Tak ketinggalan, sebagian warga di sini pun senang sekali bertukar makanan. Saling kirim makanan adalah hal yang wajar. Saling mengundang untuk makan rame-rame sudah biasa. Bahkan numpang makan di rumah tetangga pun ada yang oke-oke saja.

Sore kemarin, saya dan keluarga mendapat rezeki besar. Tetangga kami yang ramah--keluarga Widji--punya masakan yang bikin keluarga kami merem-melek. Masakannya biasa saja--sayur asem lengkap--tapi rasanya...mmmhhh...T-O-P.

Bu Widji orang Jawa, tetapi sayur asemnya adalah sayur asem versi Betawi yang dimodifikasi. Isinya tidak secampur-aduk sayur asem Betawi yang sungguhan, tapi juga tidak manis seperti sayur asem Jawa dan tidak berkuah merah (karena cabai) ala Sunda. Sayur asem Bu Widji tidak manis, tidak pahit (karena pare, seperti versi Betawi sungguhan), tapi segar. Belum lagi kalau di dalam sayur asemnya ditambah sedikit tetelan daging untuk memberi citarasa kaldu. Isi sayur asemnya pun standar saja, yaitu: daun melinjo, melinjo, kacang tanah kupas, kacang tanah kulit, labu siam, kacang panjang, jagung manis, dan yang terakhir (dan tidak ada dalam sayur asem-ku) adalah terong bulet. Lalu jangan tanya tentang sambal terasinya....wuih dahsyat!! Ditambah dengan ikan asin dan lalapan. Bonusnya pun tak kalah menawan, yaitu pepes ikan....mmhh..lengkap sudah kebahagiaan berbuka puasa.

Segera saja 'sesajen' balasan berupa otak-otak ikan bandeng oleh-oleh dari Surabaya langsung diantar ke rumah Ibu Widji melalui tembok pemisah rumah yang pendek.

-dialami dan ditulis pada Ramadhan 2009

0 comments: